200 Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Batu Bara Berpartispasi pada Hari Burung Migrasi se-Dunia 2022


Keberadaan burung air bermigrasi di lingkungan kita sangat penting sebagai indikator sehat tidaknya sebuah ekosistem.

Demikian disampaikan Peneliti Burung Bermigrasi dari Yayasan Warisan Hidup Sumatera (WHIS), Chairunas Adha Putra, pada acara peringatan Hari Burung Migran se-Dunia 2022, di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Sabtu (28/5).

Bersama sekitar 200 siswa sekolah dasar, para peneliti dari WHIS melakukan berbagai kegiatan edukasi sekitar pengenalan burung-burung bermigrasi. Para siswa ini berasal dari SDN 16 Gambus Laut, SDN 18 Lalang, dan SDN 06 Durian.

Acara edukasi ini meliputi pemutaran film tentang burung bermigrasi, pameran foto, lomba mewarnai, dan sederetan permainan yang bermuatan pengenalan jenis burung-burung.

“Kami mengenalkan keberadaan burung-burung ini ke anak-anak sejak dini, kata Chairunas. Hal ini bertujuan, sambung Chairunas, agar anak-anak bisa menjadi bagian dari upaya perlindungan burung-burung bermigrasi ini.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Batubara merupakan salah satu wilayah penting sebagai tempat persinggahan burung-burung bermigrasi ini. Sepanjang Pantai Sujono, Pantai Datuk, Pantai Sejarah dan umumnya pesisir di Kabupaten ini adalah bagian dari jalur terbang burung bermigrasi yang dikenal sebagai Jalur Terbang Asia Timur-Australia. Sedikitnya terdapat 30 jenis burung bermigrasi yang singgah, beberapa di antaranya berstatus langka dan terancam punah.

Burung-burung ini terbang dari tempat berbiaknya di Alaska, Siberia, Rusia, dan China. Mereka terbang melintasi benua untuk menghindari musim dingin dan mencari tempat yang lebih hangat untuk bertahan. Musim kedatangan kelompok burung ini lazimnya pada periode Oktober hingga Maret setiap tahunnya.

Pada waktu ini, di sepanjang pantai akan mudah didapati kelompok burung berjumlah puluhan ribu yang sedang istirahat dan makan. Setelah itu mereka melanjutkan penerbangan menuju Australia dan Selandia Baru.

Langkah konservasi sangat penting dilakukan, jelas Chairunas, lantaran keberadaan burung-burung ini sangat penting sebagai indikator sehatnya sebuah ekosistem. “Beruntung Kabupaten Batubara menjadi lokasi penting, lantaran hamparan lumpur pantainya menyediakan stok makanan yang melimpah”, jelas Chairunas lagi.

Namun keberadaan burung bermigrasi ini juga rentan terhadap berbagai ancaman, di antaranya perburuan liar dan alih fungsi lahan. “Jadi jika burung-burung ini sudah merasa terancam, mereka akan pindah dan mencari lokasi lain yang lebih aman. Sedangkan peranan mereka sangat penting sebagai alat kontrol populasi hewan yang mereka makan,” sambungnya.

Setiap tahunnya, acara Peringatan Hari Burung Migran se-Dunia dilakukan banyak negara, termasuk Indonesia. Muatan acara ini fokus pada kampanye tentang pentingnya keberadaan burung bermigrasi ini di sekitar manusia.

photos WHIS Indonesia

Published by whisindonesia

WHIS Indonesia is a non-profit-registered NGO based in Medan, North Sumatra, Indonesia.

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started